Sabtu, 23 September 2017

SIAGAINDONESIA-Secara histori perguruan pencak silat terbesar ini terustumbuh berkembang diberbagai belahan nusantara demikian dibeberapa negara. Seperti yang terjadi di Ngawi, Jawa Timur,  perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan cabang terbesar di Indonesia.Tahun 2017 ini atau 1439 Hijriyah PSHT Cabang Ngawi sesuaijadwalnya mengesahkan 3.124 pendekar baru berasal dari 19 ranting PSHT yang ada di kecamatan.Prosesi pengesahan pendekar baru PSHT tersebut bakal dilaksanakan selama 9 malam mulai malam ini Sabtu, (23/09). Para pendekar baru nantinya tercatat sebagai warga PSHT tingkat I yang berhak memakai sabuk putih besar dan diberi kartutanda anggota (KTA) dengan nomor induk yang dikeluarkan olehPSHT Pusat Madiun.Sugeng Hariyono Ketua PSHT Cabang Ngawi mengatakan, pengesahan ribuan pendekar itu melibatkan 22 orang dewan pengesah yang diambil dari pendekar sebagai warga PSHT tingkat II.Seperti pengesahan pada malam pertama kali ini tercatat ada 362 pendekar baru berasal dari dua ranting PSHT yakni Kasreman dan Paron.“Malam ini memang dimulai prosesi pengesahan pendekarbaru PSHT. Jumlahnya dibandingkan tahun lalu bertambah besar lebih dari seribu pendekar,” terang Sugeng Hariyono, Sabtu (23/09).Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi keamanan dan ketertiban baik berangkat maupun kepulanganya dari pengesahan di Aula PSHT Cabang Ngawi Jalan Bernadib harus menumpang kendaraan tertutup jangan sampai bak terbuka. Jika terpaksamengendarai sepeda motor harus mentaati semua ketentuan peraturan lalu-lintas.“Jauh hari sebelum pengesahan kami bersama Polres Ngawi telah membicarakan soal pengamanan. Termasuk para calon pendekar berangkat maupun pulangnya diharapkan menggunakan kendaraan roda empat secara tertutup. Kalau terpaksa motoran ya harus disiplin terhadap ketentuan lalu-lintas jangan ugal-ugalan di jalan raya yang mengganggu pengguna jalan lainya,” jelasnya.Sedangkan malam pertama pengesahan pendekar baru PSHT saat ini Polres Ngawi menerjunkan 178 personel kepolisian. Mereka ditempatkan dibeberapa titik perlintasan yang dilalui para calon pendekar. Kabagops Polres Ngawi Kompol Wahono menerangkan, pengamanan pengesahan PSHT dilakukan secara terbuka dan tertutup.“Kita tetap stand by melakukan pengamanan full sesuai hasil kesepakatan sebelumnya. Pada dasarnya para calon pendekar maupun warga PSHT sendiri secara bersama menjaga situasi keamanan jangan sampai berbuat sesuatu hal yang merugikan masyarakat. Jangan sampai melakukan keonaran yang justru merugikan semua pihak,” pungkas Kompol Wahono. (pr)#aboutngawi

Rabu, 20 September 2017

SIAGAINDONESIA-Dua bom jenis mortir kaliber 81 milimeter yang ditemukan Mardi warga Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Ngawi dipinggiran aliran Bengawan Solo langsung diserahkan ke TNI yakni Yon Armed 12 Angicipi Yudha Ngawi, Rabu (20/09). Dari keterangan yang ada meski kondisi kedua mortir berkarat patut diduga masih aktif dan sangat membahayakan warga sehingga langsung diamankan pihak TNI.“Pada waktu saya menemukan tidak tahu kalau itu bom setelah ada yang memberitahu langsung saya serahkan ke TNI. Iya kondisinya sudah berkarat tetapi berbahaya takutlah kalau meledak,” terang Mardi, Rabu (20/09).Jelas dia, dua mortir itu ditemukan pada Kamis pekan lalu, (14/09), sekitar pukul 13.50 WIB saat dirinya mencari bambu di pinggiran Bengawan Solo tepatnya di Dusun Sepreh, Desa Selopuro. Ketika istirahat usai menebang bambu mendadak melihat ada dua batang besi berbentuk lonjong dan berkarat dibawah semak pohon bambu.Merasa penasaran lantas Mardi pun mengambilnya dan dibawa pulang ke rumah.Setelah diyakini barang temuanya itu bom selang dua hari kemudian Mardi menyerahkan ke personel TNI. Sementara itu dari hasil pemeriksaan TNI menyebutkan jikadua mortir yang diserahkan Mardi merupakan bom peninggalan Belanda. Kemungkinan sebelum ditemukan oleh warga dua mortirtersebut hanyut terbawa arus banjir Bengawan Solo pada musim sebelumnya. (pr)

Selasa, 19 September 2017

SIAGAINDONESIA-RSUD dr Soeroto Ngawi nyaris terbakarsekitar pukul 16.30 WIB pada Selasa, (19/09), tepatnya bangunan bagian belakang atau ruang instalasi diklat yang ditempati para dokter muda. Dari lokasi kejadian api membakar rumpun bambu atau biasa disebut bambrongan yang berjarak hanya satu meter dengan bangunan rumah sakit tersebut.Ketika api mulai membakar petugas rumah sakit dibuat panik demikian wargasekitar namun selang beberapa menit kemudian dua unit kendaraan pemadam kebakaran (Damkar) dari Pemkab Ngawi langsung tiba dilokasikejadian. Terlihat petugas Damkar sempat kewalahan menjinakan kobaran api yang berada ditengah rumpun bambu.“Karena dilokasi itu tadi banyak sampah ditambah tumpukan ban bekas sehingga menyulitkan proses pemadaman. Terpaksa didatangkanlagi satu unit kendaraan Damkar untuk menghalau kobaran api yang merembet kemana-mana disekitar bambrongan itu tetapikurang dari satu jam api berhasil dipadamkan,” terang petugas Damkar.Hal senada juga disampaikan Agus salah satu petugas RSUD dr Soeroto Ngawi menjelaskan, kepulan asap tebal terlihat dari radius ratusan meter luar rumah sakit. Membuat kepanikan tersendiri para petugas jaga mengingat jarak dengan bangunan rumah sakit begitu dekat hanya satu meter dengan bangunan instalasi diklat.“Iya paniklah tadi apalagi jaraknya antara kobaran api itudengan bangunan ini begitu dekat. Jika tidak ketahuan warga atau tidak lekas dipadamkan pasti kejadianya sudah lain,” jelas Agus.Terpisah, Restu Widiyanto Wakil Direktur RSUD dr Soeroto Ngawi membenarkan kejadian kebakaran rumpun bambu dibelakang rumah sakit sudah terjadi kedua kalinya. Untuk kali ini dia menduga sumber api berasal dari luar pagar rumah sakit. Dan diduga ada sampah yang terbakar dan percikanapinya merembet ke rumpun bambu yang kondisinya kering.“Karena rumpun bambunya kering memudahkan api cepat berkobar dan membakar apa saya yang ada disekitarnya. Tetapi api cepat bisa dikendalikan dengan mengerahkan dua unit kendaraan pemadam kebakaran itu tadi dan kalau kerugianya sendiri memang tidak ada,” pungkas Restu. (pr)
SIAGAINDONESIA-Masih segar dalam ingatan terkait janji pemerintah pusat memberikan stadion kelas medium type B standart FIFA berkapasitas 20 ribu penonton di wilayah Ngawi, Jawa Timur dua tahun lalu. Janji manis tersebut pascaPersinga Ngawi menyabet runner up Piala Kemerdekaan 2015 setelah ditumbangkan PSMS Medan di partai final. Ternyata bisa dikatakan janji tinggalah janji, menyusul sesudah dua tahun berjalan realisasinya hingga kini makin tidak jelas.Padahal saat itu budgetnya pun terkesan gemuk tidak kurang Rp 80 miliar dimanfaatkan untuk pembangunan fisik sedang Rp 6 milyar sebagai biaya pembebasan lahan. Sedangkan lahan yang harus disediakan oleh Pemkab Ngawi sekitar 6 hektar. Dan dari total anggaran puluhan miliar tersebut yang bakal disedot semuanya di handle oleh pemerintah pusat.Namun fakta mulai berbalik arah, Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD Ngawi mengatakan hingga sekarang ini pembahasan lebih lanjut mengenai realisasi stadion masih ditangan pemerintah pusat. Demikian juga lokasi stadion belum ada titik kejelasan meski sebelumnya sempattake overtidak sesuairencana awal di Desa Kalang, Kecamatan Pitu bergeser ke lokasi baru tepatnya di Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi Kota atau berada disekitar pasar hewan.“Soal lokasi di Kandangan  pun juga tidak bisa dipastikan mengingat lokasi disitu juga kurang. Tanah milik Pemkab Ngawi dilokasi itu hanya 2,5 hektar padahal kebutuhanya lebih dari itu jika dipaksakan jelas akanmenggeser pasar hewan,” terang Antok sapaan akrab Ketua DPRD Ngawi beberapa waktu lalu.Hanya saja tandasnya, lokasi stadion bisa saja berubah total misalkan menempati di selatan kota tepatnya disekitar area persawahan masuk Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota. Namun dilokasi ini Antok menyebut juga akan berbenturan dengan kawasan pertanian. Tetapi jika ada lampu hijau dari Pemkab Ngawi bisa sajaDetailEngineering Design(DED) segera diluncurkan mengingat kebutuhanstadion sendiri sangat dinanti warga masyarakat Ngawi.
#aboutngawi
SIAGAINDONESIA-Rantiyem seorang nenek berusia 70 tahun warga Dusun Pengkol, Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi harus pasrah melihat rumahnya ludes terbakar sekitar pukul 19.00 WIB pada Senin, (18/09). Mengingat rumahnya itu satu-satunya tempat tinggal yang hingga kini ia diami seorang diri.Menurut keterangan Polsek Kedunggalar pemicu kebarakan sendiri berasal tungku perapian yang ada dibagian dapur rumah korban. Sepertikebiasaan sebelumnya setiap malam korban selalu menyalakan api dengan cara membakar sebagian kayu dan kapuk untukmengusir nyamuk.“Korban ini kan sudahtua mungkin lupa atau gimana ia lalai disaat membuat perapian itu. Mungkinada percikan api ke kayu lainya namun tidak lekas dipadamkan oleh korban hingga merembet ke bagian lain hingga hangus terbakar rumahnya itu,” terang Kapolsek Kedunggalar AKP LilikSulastri, Selasa (19/09).Terkait kejadian tersebut diperkirakan korban mengalami kerugian mencapai Rp 10 juta. Untuk langkah selanjutnya hingga berita ini diturunkan belum adakabar dari Pemkab Ngawi untuk mengulurkan bantuanya seperti korban kebakaran di Desa Sirigan, Kecamatan Paron pada awal September 2017 lalu.Dimana Ony Anwar Wakil Bupati Ngawi atas nama pemerintah daerah memberikan bantuan sosial kepada korban Joko Waluyo baik sembako berupa beras 3 kwintal, dan uang tunai Rp 5 juta demikian pihak pemerintah desa setempat memberikan 10 gelondong kayu jati. Pun, secara pribadi orang nomor dua di Pemkab Ngawi memberikan bantuan tiga ekor kambing kepada korban untuk dipelihara secara baik. (pr)
#aboutngawi

Senin, 11 September 2017